Jumat, 02 Desember 2011

Hidup Dalam Perbedaan

Peristiwa ini sebenarnya terjadi pada bulan Oktober 2007, dimana sebuah radio lokal di kotaku dengan penyiar radio senior yang bernama Bruce Allen sekaligus pembawa acara perbincangan. Dan waktu itu topik yang dibawakan tentang sekelompok minoritas masyarakat yang tidak dapat mengikuti peraturan pemerintah Canada dikarenakan oleh agama dan kebiasaan mereka.
Seperti misalnya mereka tidak dapat melepaskan turban yang mereka pakai atau mereka tidak dapat mencukur rambut dan jenggot mereka karena alasan agama dan tradisi. Sehingga hal itu menimbulkan masalah seperti mereka tidak dapat mengendarai sepeda motor (karena pengendara sepeda motor harus memakai helm – bagaimana bisa pakai helm kalau kepalanya masih dibungkus sama turban?) Demikian juga untuk foto paspor telinga harus kelihatan, karena dandanan mereka sehingga menyulitkan petugas untuk dapat melihatnya. Hal lain yang misalnya kebiasaan wanita untuk berkerudung rapat, hal ini akan menyulitkan jika mereka akan maju dalam pemilihan umum misalnya. Karena dikuatirkan akan dapat terjadi kesalahan siapa yang memilih.
Lalu Bruce Allen dengan ceplas ceplosnya mengutarakan, kalau mereka seperti demikian akan menyulitkan karena mereka sekarang sudah hidup di negara yang berbeda bukan masih seperti di negara mereka. Dan Bruce menyarankan jika bagai mereka yang tidak dapat mengikuti peraturan Canada maka lebih baik mereka pulang kembali ke negara asal mereka. Mungkin mereka tidak cocok untuk hidup di Canada.
Tentu saja saran itu mendapat reaksi pro dan kontra, terutama dari masyarakat minoritas tersebut, mereka meminta Bruce untuk dipecat dari pekerjaannya, bahkan dengarnya ada ancaman segala. Keesokan harinya Bruce masih bekerja dengan biasa dan tak gentar sama sekali bahkan mengundang untuk berdiskusi berdialog dengan orang-orang yang tidak puas dengan sarannya.
Menarik juga kalau Bruce dan orang-orang yang pro dengannya mengatakan Bruce Cuma menyarankan, mengatakan apa adanya, itu dari pendapatnya; jika masyarakat minoritas tidak setuju silahkan untuk mengutarakan pendapatnya. Maka diharapkan ada diskusi yang dapat menyelesaikan masalah. Sebenarnya maksud tujuannya demikian. Tetapi siapa sich yang mau disalahkan dikalahkan pendapatnya? Semua orang pengen pendapatnya yang paling benar ya ngga? Pendapatnya akan disetujui oleh setiap orang.
Bagaimana dengan organisasi gereja? Yang katanya manajemennya berdasarkan kasih. Perbedaan pendapat pasti ada. Tetapi apakah perbedaan pendapat pemikiran itu dapat disepakati untuk menjadi suatu jalan keluar atau jawaban atau menyelesaikan masalah. Bukankah tidak jarang kita mendengar para pemimpin gereja pun gontok-gontokan sampai berantem dalam pertemuan rapat?
Karena dalam pertemuan permbicaraan para pemimpin itu tidak berdasar pada Firman Tuhan. Maunya pertemuan itu, usul saya dapat diterima oleh semua pengurus. Pendapat saya yang benar. Lalu pendapat yang laen, salah? Pihak masing-masing mempunyai dasar alasan yang kuat.
Maka pertanyaaan untuk para pelayan Tuhan, apakah Kristus sudah bertahta dalam hati hidup kita? Atau Kristus bertahta bersama-sama kita? Lebih parah lagi Kristus hanya ban serep, tambal butuh, karena yang bertahta adalah kita. Menyedihkan? Karena gereja dikuasai oleh orang-orang yang mempunyai kemauan ambisinya sendiri.
Gereja bukan lagi menjadi anggota tubuh yang saling memperhatikan menolong bekerjasama. Mereka menjadi spesialis tanpa pertolongan lainnya. Tangan tidak pernah menolong kaki karena tugas tangan menulis, mengambil, melakukan sesuatu; maka pihak kaki belajarlah melakukan pekerjaannya sendiri tanpa pertolongan tangan.
Tetapi sayang bukan, kalau tangan harus digunakan untuk berjalan – kalau tangan berkata dia tidak perlu pertolongan kaki. Demikian juga kaki akan belajar untuk menulis, makan, mengambil gayung untuk mandi. Dan semuanya akan menjadi kacau. Karena Allah telah menciptakan manusia dengan anggota tubuhnya yang mempunyai fungsinya masing-masing dalam satu kesatuan. Bukan sendiri-sendiri. Maka mereka, para anggota tubuh, akan bekerjasama melakukan perintah dari otak.
Hidup dalam perbedaan? Gila apa? Sakit tauk! Kalau sesama anggota tubuh saling berbeda berjalan sendiri-sendiri memang akan sakit. Tetapi jika sesama anggota tubuh patuh taat tunduk kepada Kristus sebagai kepala, maka yang namanya harmonis akan tercapai. Meski banyak perbedaan tetapi mempunyai hati yang satu, hati yang mengasihi Kristus, hati yang ingin menyenangkan Tuhan, hati yang hanya ingin meninggikan nama Yesus. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar